BAB I: Pendahuluan

Disaat semua anak muda mengidolakan Elon Musk, Steve Jobs, Bill Gates, Zuckerberg, dan lain sebagainya. Saya malah mengidolakan ilmuan yang memaparkan Teori Kosmologi yang dijelaskannya dengan menggabungkan teori relativitas umum dan mekanika kuantum.

Ya benar, dia adalah Stephen William Hawking atau kerap disapa Stephen Hawking.

BAB II: Pembahasan

Semua pasti ada alasannya

Saya memang tergolong kaum Elit (Ekonomi sulit) wkwk, tak jarang kesulitan menjalani hidup sering berdatangan silih berganti. Saya mencoba untuk berdamai dengan keadaan dan refleksi diri. Tuhan semesta alam memberi ini pasti ada sebabnya.

Jika mungkin saya lahir dikeluarga yang kaya raya bak Gautama, harta saya tidak bisa habis, dan saya tidak pernah merasakan Kesusahan. Mungkin saya akan hidup bermalas-malasan, bodoh, dan manja.

Saya bisa ini itu ya karena ada keterbatasan.

Saya belajar desain, editing, videography, photography sampai programming ya ada alasannya. Kalo saya menyuruh orang lain misal ngeditin foto, pasti nggak gratis. Bagaimana kalau saya belajar ngedit foto? kan nggak perlu bayar jasa dan itung-itung nambah skill.

Selain alasan-alasan tadi, Curiosity saya sangat tinggi terhadap hal-hal baru. Tidak heran kalau misalnya saya quote unquote nyemplung ke bidang tertentu pasti saya tekunin sampai saya bisa.

Lalu, apa hubungannya dengan Hawking?

Hawking merupakan ilmuan akhir zaman yang bisa dikatakan orang sakit. Beliau menderita penyakit langka yaitu ALS (Amyotrophic lateral sclerosis) dan dokter mengvonis Hawking tidak akan hidup lebih dari 2 Tahun.

Nyatanya hingga 50 tahun lebih beliau masih hidup dan terus menciptakan teori-teori baru serta puluhan buku. Artinya vonis dokter sekalipun bisa dikalahkan dengan tekad dan semangat yang kuat.

Semangat hidupnya ini, saya saksikan dari salah satu film yang mengisahkan tentangnya. Yaitu: The Theory of Everything (2014).

Saya tidak mau spoiler, pokoknya tonton saja ya :).

Hawking memang tidak bisa bergerak bebas dan berbicara akibat kondisinya, tetapi pikiran beliau masih terus berjalan, terbang bebas tak terbatas dan masih berusaha mengeluarkan hasil dari pemikirannya yang brilian.

beliau adalah role model saya, orang yang sangat memotivasi saya untuk tidak menyerah dengan kesulitan-kesulitan yang datang.

Jika saya menghadapi kesulitan dan berfikir untuk menyerah, kisah hawking dan keluarga saya bisa menjadi turning point untuk bisa berdiri dan punya semangat lagi.

Saya percaya, tekad yang kuat bisa mengalahkan segalanya.

Rasionalitas hawking terhadap Tuhan dan Agama

Ketika Hawking menjadi mahasiswa doktoral di Universitas Cambridge, adalah era kelahiran sebuah generasi yang mengklaim diri mereka sebagai “generasi bunga”.

Sejarawan Eric Hobsbawm melukiskan era itu sebagai puncak ketidakpercayaan kaum muda terhadap borjuasi yang terbentuk sejak abad ke-19. Termasuk di dalamnya adalah borjuasi yang berlandaskan agama.

Ketidakpercayaan Hawking terhadap agama berasal dari zeitgeist (jiwa zaman) era 1960-an dan latar belakang keluarganya yang tidak begitu menaruh peduli kepada agama. Barangkali, ia memang ateis sejak remaja — https://tirto.id/cGby

Sebagai kawula muda Gen-Z yang terbiasa tidak suka menelan hal secara mentah-mentah, tidak semua tindakan hawking saya contoh, disisi dia tidak percaya tuhan, saya disini masih mempercayai sebab dari semua ini ada.

Yang namanya kepercayaan tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar. Hawking menganggap tuhan dan ajaran agama irrational, ya saya tidak bisa menyalahkannya. Itu subjektifitas dia.

Jadi Statement “Ambil yang menurut anda baik”, berlaku disini.

BAB III: Penutup

Kesimpulan

Dengan semua keterbatasan-ketebatasan seorang Hawking, beliau tidak mematikan tekadnya untuk menekuni Sains. Hal itu yang menjadikan beliau tetap bertahan dan mendobrak batasan-batasan yang ada.

Semangat dan tekad hawking ini bisa menjadi contoh bagi pemuda-pemudi yang sering sambat dan suka rebahan seperti saya.

Wong hawking saja bisa, masa kamu enggak?

Saran

Ambil yang menurut anda baik.

Siapa role-model yang sangat berpengaruh dalam hidup anda?
Tulis di komentar jika anda memilikinya.